PINDAH SEKOLAH KARENA CINTA
Minggu, 09 April 2023
Tulis Komentar
Bab 2. PINDAH SEKOLAH
*Malam hari di meja makan
Setelah selesai makan seperti biasa Drivada akan membuka pembicaraan keluarga, baik itu masalah perusahaan sampai masalah dalam keluarga. Drivada memang pemimpin yang patut diteladani karena sikapnya yang tegas dan perhatian baik kepada anggota keluarga maupun karyawannya.
Drivada: Tuhan sangat baik kepada kita, bulan ini perusahaan mencapai target dan keuntungan yang diperoleh naik dua kali lipat dari bulan sebelumnya. Perusahaan kita mendapat penghargaan dan kerjasama dari perusahaan asing.
*Malam hari di meja makan
Setelah selesai makan seperti biasa Drivada akan membuka pembicaraan keluarga, baik itu masalah perusahaan sampai masalah dalam keluarga. Drivada memang pemimpin yang patut diteladani karena sikapnya yang tegas dan perhatian baik kepada anggota keluarga maupun karyawannya.
Drivada: Tuhan sangat baik kepada kita, bulan ini perusahaan mencapai target dan keuntungan yang diperoleh naik dua kali lipat dari bulan sebelumnya. Perusahaan kita mendapat penghargaan dan kerjasama dari perusahaan asing.
Marta: wahhhh... Selamat ya Pa. Mama bangga sama Papa. Papa memang pemimpin hebat.
Drivada: Terimakasih Ma, ini semua berkat dari doa kalian semua terutama Mama yang selalu mendukung dan menyemangati Papa.
Marta: Sama-sama sayang....
Jack: ehemmmmmm.... (sengaja batuk)
Drivada: Mama ini ahli menggombal... Lihat anak mu batuk tersesak kata-katamu (sambil tersenyum)
Marta: kamu tidak apa-apa Ja?
Jack: hmmmm... (sambil menuangkan air)
Drivada: ... (tersenyum melihat keduanya)
Meskipun Drivada dan Marta sudah sudah lama menikah mereka berdua terlihat seperti ABG kalau lagi bersama. Tentu saja tingkah kedua orang tua tersebut didambakan oleh Jack. Tapi semua itu sirna karena kekasih hatinya Putri meninggalkan dirinya.
Jack: Pa Ma, Jack ingin membicarakan sesuatu yang penting.
Drivada: kayaknya ini masalah serius deh Ma biasanya Jack tidak pernah seperti ini sebelumnya (menoleh ke Marta)
Marta: katakanlah Jack
Jack: Jack mau pindah sekolah
Drivada: mau pindah kemana Jack? beberapa bulan lagi kamu lulus.
Marta: kenapa tiba-tiba pindah nak, sekolahmu sekarang ini adalah sekolah favorit. Ada banyak anak mendambakan sekolah disana.
Jack: tidak nyaman sekolah disana Ma. Itu keputusan Jack Ma
Marta: Menururt Mama pertimbangkan lagi nak, benar kata Papa kamu hanya hitungan bulan kamu sudah lulus.
Jack: itu sudah keputusanku Ma dan sudah mempertimbangkannya dengan matang
Drivada: baiklah Jack jika itu keputusanmu, papa sama mama tidak memaksa.
Marta: nak, kamu mau pindah disekolah mana?
Jack: di kampung Opa dan Oma, Jack akan tinggal disana bersama mereka.
Opa dan Oma Jack tinggal disebuah desa yang jauh dari keramaian untuk menikmati hari pensiun. Meskipun demikian Opa dan Oma membuka tempat peternakan untuk mengisi waktu mereka dengan kegiatan yang bermanfaat dan tentu menghasilkan uang. Walaupun Drivada anak satu-satu bisa membiayai dan mencukupi kebutuhan kedua orangtuanya tapi ia dilarang karena opa dan oma mau hidup mandiri. Opa dan Oma adalah pensiunan guru, biaya dikeluarkan sehari-hari sangat sedikit sehingga keduanya memilih mandiri tanpa bergantung kepada anaknya.
Malam itu Jack menelfon opa dan oma di desa untuk memberitahu mereka. Setelah komunikasi dan mendapat sambutan dari opa dan oma, Jack mempersiapkan pakaian dan barang-barang yang ia butuhkan karena dua hari lagi ia akan pindah.
*Ndrinnggggggg .......
Dava: Hallo Ja,
Jack: Hallo Va.
Dava: tumben lho nelfon gue malam-malam begini.
Jack: gue mau pamit sama lho bro, dua hari lagi gue pindah sekolah.
Dava: apa? Lho.... Kenapa tiba-tiba lho pindah bro bukannya kita sebentar lagi ujian kelulusan.
Jack: itu sudah keputusanku bro.
Dava: gue gak tau kenapa lho pindah tapi jawab dengan jujur apa ini berkaitan dengan Putri?
Jack: ..... (memarik napas dalam-dalam)
Dava: woyyyyy pelan-pelan speaker Hp gue pecah ... nafas lho....heeeeee.....heee
Jack: iya Va. Mungkin ini cara yang tepat supaya gue bisa move on dari Putri.
Dava: ok Ja, sebagai teman yang baik gue akan selalu dukung lho.
Jack: heeeee.... Kapan lho jadi teman yang baik buat gue
Dava: wahhh... Parah lho Ja gak ngakui aku teman yang baik buat lho....
Jack: iya deh temanku yang baik (dengan nada terpaksa)
Dava: sebelum lho pergi, gue mau main kerumah lho
Jack: gue ngurus surat pindah besok Va jadi gak bisa. Lain waktu aja yahh.
Dava: gak asik lho Ja
Jack: besok aja ketemu disekolah.
Dava: nah gitu dong, besok kita ketemu di kantin.
Jack: Jangan Va, aku gak mau ada yang tau kalau aku pindah
Dava: giman kalau kita ketemu besok di Caffe Yulia, (kira-kira 200 meter dari sekolah).
Jack: besok kita ketemu jam 11
Dava: siyapppp...
*Sekolah
Sekitar jam 9 pagi Jack sudah dikantor kepala sekolah mengurus surat pindah. Meskipun hati Jack saat ini sedang kacau seperti kapal tanpa nakhoda, terombang ambing ditengah laut. Namun, ia yakin akan segera berlabuh walaupun sandarannya belum pasti, apakah di dermaga atau terdampar.
Kepala Sekolah: Apakah kamu yakin dengan keutusanmu Jack?
Jack: sangat yakin Pak (menjawab dengan tegas dan penuh percaya diri)
Kepala Sekolah: Bapak belum tau alasanmu pindah, apakah sekolah ini tidak membuatmu nyaman atau kamu bermasalah dengan guru?
Jack: saya nyaman kok Pak dan guru-guru disini baik-baik semua.
Kepala Sekolah: Lalu, kenapa kamu pindah?
Jack: ...(terdiam sejenak) saya ingin tinggal didesa bersama opa dan oma.
Kepala Sekolah: baiklah Jack jika itu pilihanmu. Semoga kamu nyaman disekolahmu yang baru.
Jack: terimakasih Pak. Kalau begitu Jack Pamit.
Setelah berpamitan, Jack keluar dari ruang kepala sekolah menuju kantin bertemu Dava.
*Kantin sekolah
Dava: Ja... (Sambil melambaikan tangan)
Jack: .. (melambaikan tangan dan berjalan ke arah Dava)
Dava: gue nunggu lho dari tadi....
Jack: maaf Va lama menunggu, gue baru selesai dari kantor kepala sekolah.
Dava: ohhh....
Jack: Gue pergi besok, tolong jangan kasih tau siapapun kemana gue pergi.
Dava: siap Bosquu...(sembari memberi hormat)
Jack: teeimakasih Va sudah menjadi reman gue selama ini
Dava: wehhhhh.... Sampai kapan pun lho teman gue. Emangnya lho gak mau berteman sama gue lagi karena kita beda sekolah?
Jack: bukan begitu Va, maksud gue terimakasih atas bantuan lho selama ini buat gue.
Dava: oh.. Githu, itu sudah kewajiban seorang teman. Kalau lho nyampe disana kabari gue.
Jack: iya Va
Dava: ngomong-ngomong Putri tahu gak kalau lho pindah?
Jack: gak Va, aku gak mau orang lain tau kalau gue pindah selain lho
Dava: gue lihat lho masih cinta Putri demikian juga Putri mencintai lho, kalian balikan aja.
Jack: gak mungkin dia cinta sama gue.
Dava: dari mana lho tau?
Jack: setiap gue minta penjelasan mutusin gue dia selalu menghindar dan tidak mau berkata satu kata pun.
Dava: gue berdoa semoga kalian bisa rujuk kembali
Jack: ahhhh... Mustahil
Dava: gak ada yang mustahil Ja selagi lho berusaha memperbaikinya.
Sesampai dirumah Jack merenungkan perkataan Dava (gak ada yang mistahil selagi masih berusaha). Malam itu Jack tidak bisa tidur, berulang kali ia ingin menutup mata tetap saja senyum putri selalu membangunkkannya. Semakin ia melupakan putri semakin kuat juga bayangan itu melintasi alam pikirnya.
Hati dan pikiran Jack berperang, antara berhenti atau melangkah lagi bersama putri. Memang ini hal tersulit baginya dan alasan utama ia pindah yah karena hal tersebut. Bagaimana pun Jack berusaha mengelabui hatinya tetap saja pikirannya tertuju pada putri. Namun, ia telah mengambil keputusan untuk pergi jauh dari putri meskipun ia sendiri tidak kuat melakukan hal itu. Baginya putri seperti mawar, terlihat indah namun semakin ia gengam ia terluka tapi tak rela melepas.
Saat ini bagi Jack cinta adalah kanker yang menggerogoti seluruh tubuhnya, semangat belajarnya menurun dan gairah hidupnya lesu. Ia membayangkan seandainya dahulu mereka tidak bertemu mungkin ia tak sesakit ini. Dan tidak alergi dengan cinta. Ia bisa saja memilih untuk berpaling dan mencari yang lain tapi bagaimana mungkin itu terjadi saat seliruh hatinya telah diisi penuh oleh putri dan pikirannya terus menerus terbayang kenangan indah bersama putri.
"aku lelah dengan cintamu, bisakah kamu memberikan sedikit ruang untukku beristirahat dan memenjamkan mata? Aku ingin segera melupakanmu, tolong jangan hantui aku dengan semua kenangan indah. Cukup sampai disini saja, tolong jangan mengikutiku lagi."
Belum ada Komentar untuk "PINDAH SEKOLAH KARENA CINTA"
Posting Komentar