TRENDING

SANG MEGA BINTANG SEKOLAH

Bab 11 Hari Pertama Bintang Sekolah



Vera bekerja sebagai bidan desa, parasnya yang cantik dan kelembutannya terhadap setiap orang, membuat ibu-ibu di desa itu mendambakannya sebagai menantu. Vera lulusan D3 Keperawatan dan memilih mengabdi didesanya daripada di kota. Vera mengabdikan diri di desa karena ia melihat semua teman-temannya yang lulus bidang keperawatan mencari pekerjaan di kota sehingga ia memutuskan tinggal di desa meskipun dengan gaji sedikit. Baginya mencari rejeki itu bisa dimana saja asalkan tulus dan sungguh-sungguh bekerja. Melayani di desa sendiri adalah kebanggaan baginya.


Pagi ini Jack datang ke puskesmas desa meskipun tempat tersebut tidak layak disebut puskemas, lebih tempatnya ruangan berukuran kecil yang sisana sini tertata obat-obatan, dua buah kursi dan satu meja. Keadaan didesa seperti itu berbeda dengan kota yang memiliki gedung berukuran besar, tinggi dan mewah. 
Seperti biasanya Vera akan mendata setiap pendatang yang masuk desa. Jack juga didata dan diperiksa oleh Vera. Jack mengisi formulir dan mengikuti arahan dari Vera untuk melakukan pemeriksaan. Setelah usai pemeriksaan Vera membuka obrolan.
Vera: Mas berasal dari kota mana?
Jack: Jakarta
Vera: Rencananya mau tinggal berapa lama disini Mas?
Jack: belum tau mbak
Vera: kerja dimana Mas?
Jack: saya masih sekolah Mbak, tahun ini saya lulus SMA
Vera: oh, saya kira Mas bukan anak sekolahan
Jack: tampang saya kelihatan tua ya mbak
Vera: gak kok Mas, terlihat lebih dewasa aja.  
Jack: saya masih muda kok Mbak.
Vera: semoga betah disini ya Mas
Jack: hmmmm... iya mbak
Vera: saya tetangga Mas, saya anak Pak Kardi
Jack: oh ya, Kok saya belum pernah lihat Mbak?
Vera: saya berangkat pagi dan pulang sore Mas, setelah itu ikut kegiatan kaum muda di gereja saya. Jadi pulang malam-malam.
Jack: kebetulan Mbak, saya juga lagi cari-cari tempat ibadah
Vera: klo gitu Mas ikut saya aja, kita mulai persekutuan kaum muda jam 5 sore.
Jack: mungkin minggu ini saya masih belum bisa ikut mbak. Motor saya masih dalam pengiriman, minggu depan aja ya mbak.
Vera: jika mas tidak keberatan boleh kok ikut saya, lagian saya sendirian.
Jack: baiklah mbak, terimakasih untuk bantuannya.
Vera: sama-sama Mas
Rumah Jack dan rumah Vera berdekatan tapi keduanya tidak sadar kalau mereka tetangga. 
Seperti kesepakatan keduanya mereka berangkat bersama ke gereja. Sebelumnya Jack tidak tertarik dengan gereja, tapi kali ini dia ikut bahkan ia sendiri pun tidak mengerti tiba-tiba kepengen beribadah. Mungkin ini cara Tuhan untuk memulihkan hati Jack.
Karena sering bersama, Jack dan Vera cukup dekat membuat hubungan keduanya sedikit akrab. Dari beberapa hari bersama, Vera menyukai Jack namun Jack tidak mempunyai rasa yang sama. Jack masih trauma membangun hubungan serius dengan perempuan,  peristiwa lalu yang meninggalkan luka dihatinya sampai saat ini menetap didadanya. Ia sendiri pun bingung terlepas dari jeratan kepahitan hati.
Jack menilai cinta itu tidak ada gunanya hanya pembawa penderitaan. Berteman dengan Vera sejauh ini saja sudah membuatnya khawatir dengan dirinya. Tapi mau gimana lagi, ia juga butuh teman dan komunitas untuk berbagi cerita. 
Sore itu Vera datang kerumah Jack untuk berangkat bersama karena perjalanan ke tempat persekutuan kaum muda cukup jauh membutuhkan waktu setengah jam untuk sampai disana. Keduanya berangkat bersama, tidak ada pembicaraan selama perjalan dan mereka sendiri pun bingung mau cerita apa. 
Sesampai ditempat persekutuan, Jack agak canggung  bergabung dengan kaum muda yang ada disitu. Vera yang melihat Jack yang kebingungan langsung menghampiri dan mengajak duduk disampingnya. Setelah selesai ibadah Jack memperkenalkan diri dan kehadiran Jack disambut baik oleh seluruh kaum muda. Ada juga yang minta tukaran kontak, sebenarnya Jack gak mau tapi terpaksa karena memang sudah aturan komunitas untuk saling mengenal satu sama lain.
Biasanya kaum muda akan ngobrol satu sama lain setelah usai ibadah. Jack juga tidak merasa kesendirian karena ia diterima baik dan para kaum muda sangat ramah kepadamya. Setidaknya komunitas ini dapat mengobati keterpurukan hatinya saat ini.
Tidak jauh dari tempat Jack berdiri terlihat gadis yang dari tadi memperhatikannya. Memang Jack keren diantara cowok yang hadir disitu. Jiwa muda meronta sudah ketebak banyak cewek yang tertarik padanya, salah satunya bernama Nuri. 
Nuri yang dari tadi memperhatikan Jack akhirnya memberanikan diri mengampiri.
Nuri: hai kak
Jack: hai juga
Nuri: kenalin aku Nuri
Jack: nama aku Jack!
Nuri: sempat saya dengar waktu kakak perkenalan tadi, kakak sekolah di SMA Pelita ya?
Jack: iya benar kak
Nuri: berarti kita satu sekolah dong kak
Jack: kakak kelas berapa
Nuri: Xll IPA 
Jack: beearti kita sekelas dong kak, aku kelas Xll IPA
Nuri: sering ketemu dong
Jack: hee... Iya kak. Hari jumat ini saya baru masuk kelas kak.
Nuri: pantasan aku gak pernah lihat kakak dikelas

Ditengah keasyikan keduanya ngobrol tiba-tiba Vera menyela pembicaraan.
Vera: maaf memotong pembicaraan kalian
Jack: tidak apa-apa kak
Vera: Jack kita balik yah, sudah jam delapan
Jack: iya kak (dengan hati gembira karena ia juga bosan jawab pertanyaan dari Nuri)
Vera: Nur, kami duluan ya
Nuri: hati-hati kak Vera-Jack
Jack: ... (mengangguk kemudian melambaikan tangan)
*Hari pertama masuk sekolah
Perhatian siswa siswi tertuju pada seorang pemuda berkacamata. Ia melewati setiap kelas hingga sampai di kelas Xll IPA. 
Para siswi kelihatannya tertarik dengan penampilan Jack, beberapa diantaranya mencoba mencari-cari info tentangnya. Biasalah banyak cewek yang kepo tentang Jack, diantara juga ada yang berani kenalan langsung. Hemmm tapi Jack tidak berbagi kontak dengan mereka.
Hari pertama masuk sekolah memberikan tanda-tanda kepada Jack bahwa ia akan menjadi bintang sekolah dihati para wanita. Tentu saja, sewaktu sekolah di Jakarta saja ia bintang sekolah. 
Saat masuk kelas Jack melihat Nuri cewek yang bertemu dia dikomunitas. Jack sih cuek aja, pura-pura gak kenal tapi Nuri berinisiatif menyapa Jack duluan meskipun hanya sekedar si hello. Kebutulan bangku kosong berada didepan tempat duduk Nuri dan saat ini Jack sedang mencari tempat duduk.
Nuri: duduk disini Jack
Jack: ..... Disitu kosong ya (melayangkan pandangan kearah bangku kosong didepan Nuri) 
Nuri: iya Jack, cuman ini bangku kosong yang lain sudah berpenghuni (menyempatkan kata candaan)
Jack: ok kak
Nuri: pulang sekolah nanti bareng siapa 
Jack: sendirian kak, 
Nuri: boleh nebeng gak? 
Jack: maaf kak, saya sudah ada teman (mencoba untuk berbohong karena ia pengen sendiri aja)
Nuri: katanya tadi sendirian!
Jack: datangnya sendiri kak, kalau pulang berduaan sama teman 
Nuri: oh... Kalau besok bisa nebeng gak, soalnya motorku lagi rusak.
Jack: kita lihat aja besok ya kak (agak kesal dengan Nuri)
Tak terasa pelajaran hari ini selesai. Bel berbunyi panjang, Jack buru-buru menuju parkir. Ia menghidupkan motornya kemudian tancap gas takut ketahuan Nuri karena ia tadi berbohong jika ada teman yang ikut nebeng dimotornya. Jack melakukan hal itu untuk menghindari  cewek-cewek karena ia masih belum percaya dengan cinta. Ia takut hal yang pernah dialami sebelumnya akan terulang lagi. Meskipun tidak adil bagi dirinya sendiri dan para cewek namun ia melakukan hal itu semua untuk menjaga hatinya agar tidak ternodai lagi.

Belum ada Komentar untuk "SANG MEGA BINTANG SEKOLAH "

Posting Komentar

ARTIKEL YANG SERING DIBACA

ARSIP PUSTAKA

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel