Cinta itu Sampah - Bab 18 Waktu Yang Mendesakku
Bab 18 Waktu Yang Mendesakku
Dengan kesal Putri berjalan kearah Jack, tapi handphonennya berdering. "putri dengan kesal melihat hp, ternyata panggilan itu dari papanya.
Papa: kamu dimana Put?
Putri: lagi keluar sama teman Pa
Papa: nanti malam ada pertemuan keluarga kita dengan keluarga Pak Drivada
Putri: maaf Pak, kayaknya putri gak bisa ikut
Papa: kamu harus ikut karena malam ini, papa akan memperkenalkan kamu dengan anak Pak Drivada
Putri: apa? Lain kali aja deh Pa
Papa: pokoknya kamu harus datang malam ini, papa gak mau terima alasan apapun dari kamu
Putri: ehmmm..
Papa: ya sudah, papa tutup telfonnya. Jangan lupa ya!
Putri: iyah Pa, iyaa....
Betapa kagetnya Putri mendengar pertemuan keluarganya dengan keluarga Jack. Ia berusaha menolak dan mencari alasan tapi tidak akan pernah sukses karena papanya tau itu jurus menghindar.
Ya ampunnnn...
Gimana ini, datang, gak datang, datang, gak datang. Kata-kata itu terus diulang Putri, dan anehnya setiap ia melakukannya kata terakhir "datang". Cobaan apalagi ini, kok dunia gak ngerti kondisiku saat ini. Dengan reflek Putri mengacak acak rambutnya.
Untuk mencari pembenaran lagi ia berusaha meyakinkan dirinya jika malam ini pertemuan keluarga akan batal. Berharap Jack tidak menghadiri pertemuan malam ini. "amin, semoga Jack tidak datang malam ini".
Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, berharap waktu bisa dihentikan supaya bisa menenangkan diri sejenak. Ternyata waktu mendesak untuk bertemu sang mantan kekasih.
*pertemuan keluarga
Pertemuan keluarga itu diadakan disebuah restoran mahal dan indah. Beberapa menu makanan tertata rapi diatas meja. Terlihat Drivada dan istrinya berbincang-bincang hangat dengan orang tua Putri (Narko). Namun, Putri dan Jack masih belum datang.
Narko: ma, putri kok belum datang?
Istri Narko: sebentar lagi datang kok Pa. Putri masih diperjalanan
Narko: oh...
Drivada: maaf ya Mas Narko, Jack sedikit terlambat karena harus ngurus surat-surat untuk keberangkatannya ke Amerika
Narko: tidak apa-apa Mas. Kapan Jack berangkat ke Amerika?
Drivada: bulan depan Mas
Narko: wahhh. Selamat untuk Jack ya Mas
Drivada: terimakasih Mas
Beberapa menit kemudian terlihat putri melangkah kearah empat orang itu. Dengan sapaan ringan dan kemudian menyalim mereka.
Istri Drivada: cantik sekali
Putri: terimakasih tante
Istri Drivada: Jack beruntung memiliki kamu
Putri: hee... eee iya Tan (senyum tipis)
Istri Narko: putri juga beruntung memiliki Jack
Istri Drivada: haaa... jeng bisa aja
Istri Narko: hee... he...
Disela-sela pembicaraan itu, hp Drivada berdering...
Pegawai RS: selamat malam apakah benar ini dengan Pak Drivada, orang tua dari Jack Drivada?
Drivada: iya benar, saya papanya Jack
Pegawai RS: kami dari rumah sakit Santosa memberitahukan jika anak bapak berada di rumah sakit
Drivada: anak saya kenapa?
Pegawai RS: anak bapak mengalami kecelakaan
Drivada: baik, saya akan segera kesana, terimakasih.
Mendengar Jack kecelakaan, tanpa basa basi mereka langsung ke rumah sakit. Keluarga Putri juga ikut bersama-sama dengan Drivada dan isterinya. Sesampai dirumah sakit, mereka menanyakan kepada petugas untuk menunjukkan kamar Jack dirawat.
Drivada: selamat malam suster. Pasien yang bernama Jack Drivada di rawat di kamar nomor berapa?
Suster: kamar 502, mari saya antar Pak
Drivada: terimakasih suster
*Kamar Rawat Pasien
Jack terbaring tidak sadarkan diri. Berdasarkan penjelasan dari dokter Jack membutuhkan waktu yang agak cukup lama untuk sadar akibat benturan dikepala bagian belakang. Benturan keras saat kecelakaan berakibat fatal.
Istri Drivada menangis histeris dan memanggil nama Jack berulang kali. Drivada berusaha menenangkan istrinya begitu juga istri Narko dan putri berusaha menghibur.
Putri melihat Jack berbaring dengan keadaan tak sadar merasa bersalah atas apa yang diucapkannya. Ampuni aku Tuhan, bukan seperti ini yang aku inginkan, bukan seperti ini permohonan doaku. Ampuni aku Tuhan. Dengan penyesalan dan menyalahkan diri sendiri, Putri meneteskan air mata dan memegang tangan Jack sambil mengucapkan dalam hati permohonan maaf atas apa yang dikatakannya tadi siang.
Putri sempat memohon dalam hatinya agar pertemuan dengan Jack malam ini batal. Dan benar saja hal itu terjadi, Jack mengalami kecelakaan dan mereka berdua tidak bertemu di acara keluarga tapi di rumah sakit. Putri menyesali perkataannya dan tidak bisa memaafkan dirinya atas kejadian yang menimpa Jack.
"ini semua gara-gara aku" ujar Putri dalam hatinya dengan iringan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya. Dengan cepat diusapnya agar tidak ketahuan.
Jarum pendek jam menunjuk pukul 11 malam, keluarga Narko pamit untuk kembali. Sebenarnya Putri ingin menjaga Jack karena ia merasa bahwa kejadian itu diakibatkan oleh dirinya. Namun, harus bagaimana ia tidak bisa melakukannya karena harus kembali bersama papa dan mamanya.
Drivada dan istrinya menunggu Jack di rumah sakit. Meski Drivada menyuruh istrinya untuk istirahat dirumah, istrinya tidak mau dan memilih tidur dikursi jaga pasien yang tersedia di kamar rawat.
Drivada: mama pulang saja kerumah, papa pesan taksi untuk mama
Istri Drivada: mama disini saja Pa nemani Jack
Drivada: mama harus jaga kesehatan, biar papa aja yang jagaain Jack
Istri Drivada: mama disini aja Pa, lebih baik papa yang pulang karena besok harus masuk kantor
Drivada: besok papa ambil cuti agat bisa nemani mama jagain Jack
Istri Drivada: jangan khawatir mama bisa sendiri kok Pa.
Drivada: kita sama sama jagain Jack. Jangan sedih lagi ya ma
Istri Drivada: iya Pa. terimakasih ya Pa.
Drivada: sama sama ma
Keduanya berpelukan menghibur satu sama lain atas kejadian yang menimpa anaknya.
*Sudut kamar Putri
Sesampai di kamar Putri menghempaskan badannya diatas kasur sambil meneteskan air mata. "Ja cepat sembuh ya, aku khawatir banget sama kamu".
Putri benar benar terpukul atas kecelakaan yang menimpa Jack. Meski berupaya menenangkan diri tetap saja rasa bersalah menghantui dirinya.
Keesokan harinya Nuri menelpon Putri...
Hp putri berdering, panggilan itu dari nomor yang tidak terdaftar dikontaknya. Putri mengira itu dari rumah sakit.
Nuri: selamat pagu mbak, saya Nuri temannya Jack.
Putri: selamat pagi Nuri, ada yang bisa saya bantu.
Nuri: saya dengar dari opa dan oma, Jack masuk rumah sakit
Putri: iya benar, Jack masuk rumah sakit. Semalam Jack mengalami kecelakaan.
Nuri: tolong kasih tau alamat rumah sakit Jack dirawat mbak.
Nuri: rumah sakit Santosa kamar nomor 502
Putri: terimakasih ya mbak
Putri: sama sama
Putri bertanya tanya sejak kapan Jack mempunyain teman cewek. "setahuku Jack tidak mempunyai teman bernama Nuri" jangan jangan.... Pikiran Putri berkeliaran dan merasa aneh dari mana Nuri mendapat kontaknya. Benar benar membuat Putri bertanya dengan seribu firasat buruk. "apakah cewek yang disukai Jack bernama Nuri?" ah tidak mungkin Jack secepat itu memulai hubungan dengan cewek lain. "Jack bukan tipe cowok yang gampang pacaran"
Belum ada Komentar untuk "Cinta itu Sampah - Bab 18 Waktu Yang Mendesakku"
Posting Komentar