TRENDING

NUBUATAN TENTANG MESIAS DALAM KITAB YESAYA


Data Alkitab menjelaskan bahwa sepertitiga isi Alkitab merupakan nubuatan. Nubuatan dalam Alkitab ada yang sudah digenapi maupun yang masih belum digenapi. Nubuatan adalah sesuatu hal yang belum terjadi tetapi sudah diketahui. Pemahaman tentang nubuatan sering kali disalahpahami oleh  mereka yang tidak percaya Alkitab.  H. Rothlisberger menghubungkannya dengan sosok Imanuel dalam Yesaya 7:14 yang menekankan mengenai nubuat sosok Mesias sebagai keturunan Daud dalam Kitab Yesaya kemudian langsung menerapkannya kepada Yesus Kristus dalam terang Perjanjian Baru. Beberapa teolog lain, kendati tidak langsung menghubungkannya dengan Yesus Kristus dalam terang Perjanjian Baru, namun menyatakan bahwa sosok itu adalah Mesias yang adalah keturunan Daud sebagai pengharapan masa depan Israel yang mana harus diantisipasi penggenapan kedatangannya. Nubuat nabi Yesaya ini disebutkan bahwa memiliki perspektif yang lebih jauh dan luas daripada lingkup historis di jaman nabi Yesaya. Pendapat ini menjadi pandangan para teolog yakni Hari Kustono. S.M. Siahaan. Pendapat lain yang agak berbeda adalah pendapat dari Dianne Bergant dan Robert J. Karris yang menyebutkan bahwa sosok itu adalah Raja Hizkia, raja Yehuda anak dari raja Ahas yang sejak tahun 715 memerintah kerajaan Israel Selatan itu. Alasannya adalah berkaitan dengan keprihatinan politik Yesaya bagi kerajaan Israel yang mana sosok itu memiliki kekuasaan yang nyata.

Masalah penafsiran mengenai  Yesaya 11:12, "Ia akan menaikkan suatu panji-panji bagi bangsa-bangsa, akan mengumpulkan orang-orang Israel yang terbuang, dan akan menghimpunkan orang-orang Yehuda yang terserak dari keempat penjuru bumi."  Sejumlah komentator Yudaisme memandang ayat ini sebagai nubuat yang tidak tergenapi, berargumen bahwa orang Yahudi belum semuanya dikumpulkan di Israel. Sejumlah orang Kristen merujuk kepada pendirian Negara Israel sebagai penggenapan nubuat ini. Yang lain berpendapat bahwa penggenapannya adalah Yesus sebagai Mesias membawa semua bangsa kepadaNya

Masalah-masalah lain yang muncul dalam  pemahaman tentang nubuatan yaitu :

  1. Bahasa dari nubuatan tentang Mesias sering samar-samar. Tetapi walau samar-samar, tidak mungkin akan memiliki dua arti. Seperti yang pernah dikatakan oleh Milton Terry bahwa “jika Alkitab memiliki lebih dari satu arti, itu tidak ada artinya sama sekali”.
  2. Bahasa dari nubuatan Mesias sering bersifat kiasan. Arti kiasan itu tidak perlu tak berketentuan, karena sering kiasan itu memberikan maksud yang sangat jelas bahkan
  3. Terdapat hubungan typologis antara Daud dan nubuat kedatangan mesias. Daud adalah tipe tentang Kristus sebagai seorang yang mula-mula gembala kemudian menjadi raja.
  4. Dalam nubuatan tentang Mesias masa depan sering dianggap sebagai masa lalu atau masa sekarang. Bahasa lbrani sering mempergunakan pengertian ”sudah” dalam menulis nubuatan. Nubuat-nubuat agung dari Yesaya 53 umpamanya, ditulis seakan-akan sudah terjadi. A.B. Davidson mengemukakan, ”Penggunaan ini sangat biasa dalam bahasa yang muluk-muluk dari pada nabi, yang iman dan imajinasi-nya demikian jelas memproyeksikan di depan mereka segala peristiwa atau kejadian yang mereka nubuatkan seperti tampaknya sudah terjadi
  5. Seperti bentuk-bentuk nubuatan yang lain, nubuatan tentang Mesias sering dilihat secara horisontal dan bukan vertikal. Dengan perkataan lain, walaupun urutan peristiwa dalam nubuatan itu pada umumnya dinyatakan dalam Kitab Suci, tetapi nubuatan tidak selalu memberikan jarak waktu yang mestinya ada di antara dua peristiwa besar yang disebutnya.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan tentang nubuatan yang terdapat dalam Alkitab khususnya mengenai janji tentang Kristus dalam Yesaya . Selain itu tujuan penulisan makalah ini adalah memberikan jawaban terhadap pertanyaan tentang nubuatan juga sebagai  bahan referensi bagi perkembangan ilmu pengetahuan kedepan.

Pengertian tentang Nubuatan

Nubuat berasal dari bahasa Ibrani, נבצואח (nebuah) yang berarti prediksi, baik tertulis maupun lisan. Dalam bahasa Inggris, kata prophecy (nabi: prophet) berasal dari bahasa Yunani, dari pro- "sebelum" ditambah akar kata dari phanai "mengatakan, menjadi "mengatakan sebelumnya" atau "meramalkan" (pernyataan). Nubuat adalah kata umum untuk menegaskan akan pewahyuan Kehendak Ilahi. Terkadang kata Yunani mantikê (Ketuhanan/Divination) juga diterjemahkan sebagai nubuatan.   Sedangkan dalam bahasa Inggris  disebut (prophecy) artinya menyatakan lebih dahulu peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, biasanya melalui perantaraan seorang atau lebih nabi. Sebaliknya, orang yang mendapat nubuatan dapat mengaku/diakui sebagai seorang nabi.

Pengertian Mesias

Mesias (berasal dari bahasa Ibrani mashiah) berarti "yang diurapi". Di dalam bahasa Yunani, kata mesias diterjemahkan dengan kata kristos, dan dari situlah dikenal sebutan Kristus yang menjadi salah satu gelar Yesus. Pada umumnya pengertian Mesias diambil dari bahasa Aram dan Ibrani yaitu "Mashach" yang berarti "yang diurapi".

 

Menurut Siahaan, pada awalnya menunjuk kepada raja yang sedang berkuasa pada kerajaan Israel raya, terutama yang berasal dari dinasti Daud. Dalam PL istilah tersebut kadang-kadang digunakan untuk raja Israel yang sedang menjabat.  Tetapi lambat laun istilah Mesias digunakan pada Raja keselamatan yang akan datang, yaitu sebagai pengharapan bangsa Israel. Berdasarkan pengertian di atas maka para ahli menyepakati bahwa pengharapan akan Mesias ditunjukkan kepada keturunan Raja Daud digenapi di dalam diri Yesus Kristus.

Sebutan mesias berakar dari pengertian Yahudi mengenai seorang tokoh pada masa depan yang akan datang sebagai wakil Allah untuk membawa keselamatan bagi umat Yahudi. Konsep mesianik ini dikenal juga di dalam agama-agama yang berakar dari Abraham, yakni kekristenan dan Islam. Di dalam kekristenan, Yesus Kristus dipercaya sebagai mesias yang telah dinanti-nantikan untuk membawa keselamatan dari Allah kepada manusia.  Sedangkan di dalam Islam, konsep mesianik terdapat di dalam pemahaman Islam mengenai Isa/Yesus yang akan datang pada hari penghakiman untuk    mengalahkan dajjal. Pemahaman ini tidak terdapat di dalam Quran, melainkan bersumber dari Hadis.

 

Kata mesias merujuk kepada orang yang diurapi Allah, sesuai kebiasaan Israel kuno yang melihat tindakan pengurapan sebagai tanda pemilihan dan pengudusan Allah. Orang yang diurapi dianggap sebagai milik Allah dan mendapat tugas khusus. Tokoh-tokoh yang dilantik dengan pengurapan biasanya raja dan imam, ataupun tokoh yang dipilih oleh Tuhan sendiri. Didalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama, istilah tersebut dikenakan kepada Raja dari orang-orang Yahudi yang diurapi saat peristiwa pelantikan dirinya (bdk. 1 Samuel 10:1Mazmur 2:2).

 

Mesias dalam Kitab Yesaya

Kitab Yesaya adalah kitab yang menubuatkan Mesias secara lengkap.  Mulai dari asal-Nya,  lahir-Nya,  pelayanan-Nya, bahkan  sampai kepada pemerintahan-Nya yang kekal. Banyak teolog yang menyatakan kitab ini adalah miniatur Alkitab. Yang memaparkan pekerjaan Allah dari sejak sejarah awal manusia sampai pada berakhirnya sejarah itu di Kerajaan Damai. Dan memang fokus nubuatan dalam kitab ini adalah pembaharuan atas sejarah manusia yang dikerjakan oleh Mesias. Mesias menjadi pusat nubuatan dalam kitab Yesaya.

Nabi Yesaya menyampaikan nubuatannya pada tahun 740-701 SM.  Yesaya hidup pada zaman yang sangat penting dalam periode sejarah bangsa Yehuda. Dia menjadi nabi pada masa pemerintahan raja Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia. Ditengah-tengah pergolakan politik yang terjadi dan ancaman penyerbuan Asyur dan Babel yang menjadi penguasa dunia pada masa itu. Pada pertengahan pelayanan Yesaya kerajaan Israel jatuh ketangan Asyur (720 SM). Yesaya meninggal kira-kira 100 tahun sebelum Yehuda dibuang ke Babel

Ciri Utama dan Nubuatan Tentang Mesias

John F. Walvoord membagi dua bagian utama dari nubuatan tentang Mesias. Pertama, nubuatan tentang mesias dari garis umum merupakan nubuatan yang diungkapkan dalam bahasa yang hanya dapat digenapkan oleh mesias itu sendiri. Hal ini dapat ditemui dalam istilah¬istilah khusus misalnya Yes. 7:14 yang menggunakan istilah "Immanuel" . Begitu juga yang terdapat didalam kitab Amos, khususnya Amos 8:3,9,13, menurut Barnabas Ludji, dalam nubuatan ini menyampaikan Tuhan mengumumkan bangunan kembali dinasti atau kerajaan Daud. Istilah yang dipakai ialah "Pondok Daud", Tuhan berkata "AKu akan mendirikan kembali Pondok Daud yang telah roboh". Ludji menyatakan bahwa kata "mendirikan" merefleksikan pengaruh perjanjian Allah dengan Daud (II Samuel 7:5-13,27)

Nubuatan  Mesias dalam PL

Yesaya 7:14, "Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.  Dalam bahasa Ibrani aslinya, kata "almah" (perempuan muda) dalam Yesaya 7:14, dipakai untuk gadis yang sudah masuk usia untuk dapat melahirkan anak, tetapi belum pernah melahirkan dan dapat berstatus perawan atau tidak. Terjamahan bahasa Yunani "parthenos" bermakna "perawan".  Kebanyakan sarjana setuju bahwa kata "almah" tidak dikaitkan dengan keperawanana, tetapi banyak tokoh Kristen konservatif menimbang dapat diterimanya terjemahan Alkitab baru bahasa Inggris berdasarkan terjemahan kata "perawan" ("virgin").   

Tinjauan dari Perjanjian Baru

Perawan yang akan Melahirkan Telah Dinubuatkan (Yesaya 7:14)

Ketika Yesaya berbicara tentang seorang perawan yang akan melahirkan Yesus, ia sama sekali tidak tahu kapan hal itu akan terjadi. Ini juga merupakan sesuatu yang mustahil bahwa seorang perawan dapat melahirkan, jika bukan karena kuasa dari Allah yang menyebabkan perkara itu bisa terjadi. Tetapi dari Lukas 1:26-35, kita tahu bagaimana Maria,  seorang perawan (dia belum menikah), menjadi ibu Yesus. Meskipun Yusuf diketahui sebagai ayah Yesus, firman Allah mengajarkan dengan jelas kepada kita bahwa Yusuf dan Maria tidak hidup bersama sebagai suami istri sampai Yesus lahir. Kita mempelajari hal ini dalam Matius 1:18-25. Semuanya terjadi tepat seperti yang Allah firmankan Allah lewat Nabi Yesaya

Nubuatan tentang Mesias dalam diri Yesus Kristus, khususnya bila di pandang dari pernyataan Perjanjian Baru di mana penggenapannya membantu memberikan keterangan tentang isi nubuatan di dalam Perjanjian Lama itu

  1. Bahasa dari nubuatan tentang Mesias sering samar-samar. Tetapi walau samar-samar, tidak mungkin akan memiliki dua arti. Seperti yang pernah dikatakan oleh Milton Terry bahwa “jika Alkitab memiliki lebih dari satu arti, itu tidak ada artinya sama sekali”.Tetapi maksud Allah dalam kesamaran ini ialah untuk menjadikan nubuatan itu dapat dimengerti hanya oleh orang-orang percaya sejati yang diajar oleh Roh Kudus dan oleh karena itu dapat membedakan mana bagian-bagian yang merupakan nubuatan tentang Mesias. Banyak di antara bagian-bagian itu tidak dapat ditafsirkan kecuali diterangi oleh seluruh isi Firman Allah.
  2. Bahasa dari nubuatan Mesias sering bersifat kiasan. Arti kiasan itu tidak perlu tak berketentuan, karena sering kiasan itu memberikan maksud yang sangat jelas bahkan walaupun bagian tersebut barangkali perlu ditafsirkan. Misalnya, ketika Kitab Suci mengucapkan nubuatan berikut, "Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah" (Yesaya 11:1), jelas ayat ini menunjuk kepada Mesias sebagai Seorang yang akan diturunkan dari Isai. Di sini meskipun memakai bahasa kiasan, namun kehenaran yang dikandungnya sungguh jelas.
  3. Terdapat hubungan typologis antara Daud dan nubuat kedatangan mesias. Daud adalah tipe tentang Kristus sebagai seorang yang mula-mula gembala kemudian menjadi raja. Arti typologis dari peristiwa-peristiwa ini maupun berbagai kejadian kecil dalam hidupnya adalah bayang-bayang tentang Kristus. Terlebih bagi nabi-nabi yang hidup pada masa pra-pembuangan melihat masa keselamatan sebagai kebangkitan kembali kerajaan Daud yang besar dan agung.
  4. Dalam nubuatan tentang Mesias masa depan sering dianggap sebagai masa lalu atau masa sekarang. Bahasa lbrani sering mempergunakan pengertian ”sudah” dalam menulis nubuatan. Nubuat-nubuat agung dari Yesaya 53 umpamanya, ditulis seakan-akan sudah terjadi. A.B. Davidson mengemukakan, ”Penggunaan ini sangat biasa dalam bahasa yang muluk-muluk dari pada nabi, yang iman dan imajinasi-nya demikian jelas memproyeksikan di depan mereka segala peristiwa atau kejadian yang mereka nubuatkan seperti tampaknya sudah terjadi.” Ini bagian dari maksud Allah, dan oleh karena itu bagi nabi-nabi yang dapat memandangnya dengan jelas peristiwa-peristiwa tersebut sama seperti sudah terjadi. Gaya bahasa seperti ini menunjukkan bahwa peristiwa yang diramalkan dalam Perjanjian Lama itu pasti digenapi bahkan walaupun akan terjadi di masa depan.
  5. Seperti bentuk-bentuk nubuatan yang lain, nubuatan tentang Mesias sering dilihat secara horisontal dan bukan vertikal. Dengan perkataan lain, walaupun urutan peristiwa dalam nubuatan itu pada umumnya dinyatakan dalam Kitab Suci, tetapi nubuatan tidak selalu memberikan jarak waktu yang mestinya ada di antara dua peristiwa besar yang disebutnya. Nubuatan Perjanjian Lama bisa saja melompat dari peristiwa penderitaan Kristus langsung kepada kemuliaan-Nya tanpa menyebutkan jangka waktu yang terbukti dari sejarah memisahkan kedua peristiwa besar itu. Fakta bahwa nubuatan tentang Mesias tidak selalu menyebutkan jangka waktu di antara beberapa peristiwa, digambarkan dalam kutipan Kristus dari Yesaya 61:1-2 di dalam Lukas 4:18-19. Ayat-ayat di Yesaya menghubungkan kedatangan pertama dan kedua dari Kristus tanpa sesuatu petunjuk bahwa di antara keduanya terdapat jangka waktu yang lebar. Tetapi sejarah telah menunjukkan bahwa keduanya dipisahkan oleh jangka waktu paling sedikit lebih dari 1900 tahun. Kristus dalam kutipan-Nya menyebutkan aspek-aspek kedatangan pertama-Nya. Tetapi secara tiba- tiba berhenti tanpa menyebutkan ayat selanjutnya mengenai ”hari pembalasan Allah” yang menunjuk kepada hukuman di saat kedatangan kedua kali-Nya. Apabila dimengerti benar-benar, masalah dalam menafsirkan nubuatan tentang Mesias ini tidak begitu sulit. Tetapi si penafsir harus juga hati-hati untuk mengambil kesimpulan. Kalau ada nubuatan yang kurang lengkap, perlu memeriksa dengan teliti apa yang dimaksudkan oleh penulis.

 

KESIMPULAN

Melihat karakteristik nubuat mesianik di atas maka dapat dipastikan bahwa nubuatan para nabi jelas menunjuk kepada ”Yesus Kristus” sang Mesias yang dinanti-nanti. Fakta yang penting yang berdiri teguh di atas yang lain adalah bahwa Mesias dari Perjanjian Lama dalam kitab Yesaya  adalah juga Mesias dalam Perjanjian Baru. Sebab Perjanjian Lama adalah legitimasi dari kedatangan Yesus. Ia secara aktif ikut serta membawa keselamatan dalam pengertiannya yang paling luas kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya.

Pendapat yang mengatakan bahwa nubuatan dalam kitab Yesaya tidak jelas atau samar-samar dan telah digenapi tidak ada hubungan dengan perjanjian baru adalah salah. Hal ini dbuktikan dimana PB  memberikan  penjelasan dan keterangan bahwa nubuatan tentang Mesias dalam PB adalah sesuatu yang benar.

DAFTAR PUSTAKA

1.      H. Rothlisberger. Firman-Ku Seperti Api: Para Nabi Israel. Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2010, 137.

2.      Wahyu Satrio Wibowo. Konsep Mesianis dalam Kitab Yesaya (Yogyakarta: Duta

Wacana University Press, 2005), 10.

3.      S.M. Siahaan. Pengharapan Mesias Dalam Perjanjian Lama (Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2001), 15-19.

4.      Dianne Bergant, Robert J. Karris, 522-523.

5.      Walter c. Kaiser, The Messiah in the Old Testament, (Michigan : Zondervan Publishing House, 1995), hlm.32.

6.      John F. Walvoord, Yesus Kristus Tuhan Kita, (Surabaya: Yakin, 1969), hlm 57.

7.      R. W. Sharples. Alexander of Aphrodisias on Fate. London: Duckworth, 2003.

8.      Siahaan, S. M. Pengharapan Mesias Dalam PL, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990.) 3-4

9.      Barnabas Ludji. Kerajaan Mesias. (Jakarta: UPI STT Jakarta.)

10.  John Iskander "Antichrist". In Encyclopedia of Islam. Juan Campo (ed.) (New York: Facts, 2009).

11.  C. Groene, Pengantar ke dalam Perjanjian Lama. (Yogyakarta: Kanisius,1980.)80-82.

12.  Bart D. Ehrman, The New Testament: A Historical Introduction to the Early Christian Writings.(New York, Oxford: Oxford University Press 2004).

13.  http://www.pustakakristen.com/2016/05/nubuatan-mesianik-dalam-kitab-yesaya.html

14.  Walter c. Kaiser, The Messiah in the Old Testament, (Michigan : Zondervan Publishing House, 1995), hlm.32.

15.  John F. Walvoord, Yesus Kristus Tuhan Kita, (Surabaya: Yakin, 1969), hlm 57.

 



[1] H. Rothlisberger. Firman-Ku Seperti Api: Para Nabi Israel. Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2010, 137.

[2] Wahyu Satrio Wibowo. Konsep Mesianis dalam Kitab Yesaya (Yogyakarta: Duta

Wacana University Press, 2005), 10.

[3] S.M. Siahaan. Pengharapan Mesias Dalam Perjanjian Lama (Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2001), 15-19.

[4] Dianne Bergant, Robert J. Karris, 522-523.

[5] Walter c. Kaiser, The Messiah in the Old Testament, (Michigan : Zondervan Publishing House, 1995), hlm.32.

[6] John F. Walvoord, Yesus Kristus Tuhan Kita, (Surabaya: Yakin, 1969), hlm 57.

[7] R. W. Sharples. Alexander of Aphrodisias on Fate. London: Duckworth, 2003.

[9] S.M. Siahaan, Pengharapan Mesianis dalam Perjanjian Lama. (Jakarta: BPK Gunung Mulia.) 2001.

[10] Siahaan, S. M. Pengharapan Mesias Dalam PL, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990.) 3-4

[11] Barnabas Ludji. Kerajaan Mesias. (Jakarta: UPI STT Jakarta.)

[12] John Iskander "Antichrist". In Encyclopedia of Islam. Juan Campo (ed.) (New York: Facts, 2009).

[13] C. Groene, Pengantar ke dalam Perjanjian Lama. (Yogyakarta: Kanisius,1980.)80-82.

[14] Bart D. Ehrman, The New Testament: A Historical Introduction to the Early Christian Writings.(New York, Oxford: Oxford University Press 2004).

[15] http://www.pustakakristen.com/2016/05/nubuatan-mesianik-dalam-kitab-yesaya.html

[16] Walter c. Kaiser, The Messiah in the Old Testament, (Michigan : Zondervan Publishing House, 1995), hlm.32.

[17] John F. Walvoord, Yesus Kristus Tuhan Kita, (Surabaya: Yakin, 1969), hlm 57.

Belum ada Komentar untuk " NUBUATAN TENTANG MESIAS DALAM KITAB YESAYA"

Posting Komentar

ARTIKEL YANG SERING DIBACA

ARSIP PUSTAKA

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel