ROTI SAJIAN DAN ROTI KEHIDUPAN "PELAJARAN KEMAH SUCI"
Roti sajian berjumlah dua belas (Im. 24:5) terbuat dari tepung terbaik. Tepung pilihan yang digunakan sebagai bahan roti disediakan oleh bangsa Israel (Im. 24:8; Neh. 10:32-33). Dibuat oleh para imam menjadi roti bundar, setiap satu bundar terbuat dari dua persepuluh efa tepung (Im. 24:5). Roti sajian dibuat sebanyak dua belas dan disusun menjadi dua, dimana setiap satu susun terdiri dari enam buah roti sehingga dua susun sama dengan dua belas roti. Jumlah roti ini merupakan gambaran dari jumlah suku Israel yang mempersembahkan sebagai korban api-apian dihadapan Allah.
Roti sajian diletakkan di atas meja roti sajian dan dibubuhi kemenyan tulen pada bagian atas susunan setiap roti. Dan hanya imam yang bisa memakannya (Im. 24:9) terkecuali dalam keadaan tertentu yang memang tidak bisa dihindari khususnya dalam keadaan lapar bisa dinikmati oleh orang biasa, seperti Daud dan para pengikutnya (1Sam. 21:6).
Abimelekh memberikan roti bagian para imam kepada Daud pada kondisi yang genting, dimana tidak ada makanan lagi (1Sam. 21:4a), dengan syarat seseorang yang menerima roti kudus telah menjaga diri dari perempuan dan tahir dihadapan Allah.
Dalam Perjanjian Lama roti sajian merupakan makanan yang tersedia pada kemah suci, diperuntukkan bagi para imam yang bertugas di kemah suci. Roti sajian sangat sakral sehingga tidak sembarangan orang mekannya. Memakannya harus dengan hati yang kudus dan bebas dari kecemaran nafsu yang menajiskan. Apabila roti ini tidak habis maka akan diganti setiap hari sabat atau kira-kira enam hari jarak waktunya.

Belum ada Komentar untuk " ROTI SAJIAN DAN ROTI KEHIDUPAN "PELAJARAN KEMAH SUCI""
Posting Komentar