MODEL PENDIDIKAN YESUS SEBAGAI GURU AGUNG TENTANG PENDIDIKAN PAK YANG EFEKTIF TRANSFORMATIF
Kamis, 29 September 2022
Tulis Komentar
ANALISIS MODEL PENDIDIKAN
YESUS
SEBAGAI GURU AGUNG TENTANG PENDIDIKAN PAK YANG EFEKTIF TRANSFORMATIF
BAB I
PENDAHULUAN
Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan dan perilaku manusia dalam interaksinya dengan lingkungan, baik individu maupun kelompok (Gage&Berliner, 1992). Sedangkan psikologi Pendidikan menurut Walberg dan Haertel 1992 seperti dikutip oleh Lee Krause (2010) merupakan disiplin ilmu sendiri yang menghubungkan antara Pendidikan dan psikologi. Sementara Santrock (2014) mengatakan bahwa psikologi Pendidikan adalah cabang dari psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pembelajaran dalam lingkungan Pendidikan. Duceshne dan McMaugh (2016) menyatakan bahwa psikologi Pendidikan adalah cabang dari psikologi yang mempelajari bagaimana kondisi siswa dan implikasinya pada proses pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa psikologi Pendidikan menekankan pada proses belajar mengajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik internal maupun eksternal.[1]
SEBAGAI GURU AGUNG TENTANG PENDIDIKAN PAK YANG EFEKTIF TRANSFORMATIF
BAB I
PENDAHULUAN
Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan dan perilaku manusia dalam interaksinya dengan lingkungan, baik individu maupun kelompok (Gage&Berliner, 1992). Sedangkan psikologi Pendidikan menurut Walberg dan Haertel 1992 seperti dikutip oleh Lee Krause (2010) merupakan disiplin ilmu sendiri yang menghubungkan antara Pendidikan dan psikologi. Sementara Santrock (2014) mengatakan bahwa psikologi Pendidikan adalah cabang dari psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pembelajaran dalam lingkungan Pendidikan. Duceshne dan McMaugh (2016) menyatakan bahwa psikologi Pendidikan adalah cabang dari psikologi yang mempelajari bagaimana kondisi siswa dan implikasinya pada proses pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa psikologi Pendidikan menekankan pada proses belajar mengajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik internal maupun eksternal.[1]
PEMBAHASAN
Pendidikan Kristen
Pendidikan Kristen adalah pendidikan yang berpusat pada Allah, suatu implikasi dalam interpretasi kasih Allah.[2] Pendidikan dalam keluarga Kristen adalah pendidikan dimana Allah berperan untuk membentuk anak-anak yang dikaruniakan Allah kepada keluarga, agar bertumbuh dalam iman dan memiliki nilai-nilai kekristenan dalam kehidupan sehari-harinya. Menurut Hardi Budiyana, pendidikan keluarga Kristen adalah bantuan yang dilakukan dengan sadar atau sengaja kepada anak-anak agar supaya mereka bertumbuh dan berkembang mencapai kedewasaan secara sosial dan nilai-nilai kekristenan atas dasar iman Kristen.[3]
Dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen dituntut memiliki kompetensi professional. Selain kompetensi seorang guru juga harus memiliki kepribadian yang kuat dan terpuji. Adapun kepribadian yang harus dimiliki seorang guru:
1. Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial bertindak sesuai dengan norma hukum, bertindak sesuai norma sosial, bangga sebagai guru dan memiliki konsistensi dalam bertindak dan berperilaku.
1. Guru sebagai Pendidik. Guru berperan selaku pendidik ialah tugas guru untuk memperlengkapi peserta didik agar bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Guru membimbing peserta didik untuk beralih dari gelap kepada terang, menanggalkan kebodohan dan beralih ke kehidupan cerdas dan berhikmat. Sebagai seorang pendidik, bekal yang disampaikan oleh guru kepada para siswanya tidak hanya sebatas pengetahuan kognitif, akan tetapi juga pemahaman afektif, moralitas, dan spiritual[11]
1. Lois E Lebar mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang membuat bergairah, penuh semangat dan sukacita dalam menjalani kehidupan ini.
Peran pedagogis Roh Kudus dan pendidikan Kristen yang transformatif memiliki keterkaitan hal ini dituliskan oleh Jim Wilhoit, bahwa Roh Kudus terlibat tidak hanya bagi guru atau murid tetapi juga materi pelajaran dan bahkan lingkungan dimana pendidikan itu berlangsung.[16] Dan Rasul Paulus menuliskan bahwa Roh Kudus memberikan karunia untuk mengajar kepada guru (Roma 12:7), Roh Kudus mengubahkan guru dan murid serupa dengan gambar-Nya (2 Korintus 3:18), dan Alkitab sebagai dasar materi pembelajaran dalam pendidikan adalah karya dari Roh Kudus. Roh Kudus memberikan inspirasi kepada para penulis Alkitab. Para pelaku pendidikan Kristen seharusnya mengetahui dan menyadari keberadaan dan peran Roh Kudus dalam proses belajar. Namun, pada kenyataannya tidak semua pelaku pendidikan Kristen melihat pentingnya keterlibatan Roh Kudus dalam proses pendidikan. Perbedaan pemahaman ini terlihat dalam implementasi rancangan proses dan akivitas belajar. Terjadi pengabaian atas peran Roh Kudus dalam proses pendidikan yang berlangsung. Manajemen dan administrasi pendidikan dalam sebuah institusi pendidikan Kristen yang tidak menempatkan Roh Kudus sebagai pribadi yang harus terlibat dalam proses pendidikan yang berlangsung, berusaha mencapai tujuan Pendidikan Kristen yang transformatif dengan metode yang menekankan pada pendekatan humanistis dan mangandalkan pada kekuatan diri sandiri. Dalam ilmu kependidikan dikenal sebuah teori yaitu Transformative Learning Theory. Teori ini pertama kali dicetuskan olah Jack Mazirow. Teori ini kemudian dikembangkan oleh para ahli melalui berbagai penelitian dan kritik atas pandangan awal Jack Mazirow. Teori belajar transformatif ini melihat pendidikan sebagai sebuah proses membuat makna melalui pengalaman seseorang.[17]
1. Adanya bêlas kasih dari Allah untuk mengampuni manusia yang telah berpaling dari Nya.
2. Karya Allah dalam diri manusia yang mengubah kondisl batin manusia telah mengubah manusia sehingga tidak lagi melayani ciptaan menjadi ciptaan tetapi kembali melayani Sang Pencipta.
3. Menyiratkan adanya bimbingan dari Roh Allah yang memampukan manusia mengalami transformasi melalui pengudusan menurut kehendak Allah sendiri.[20]
Konsep Teaching Skills Yesus Kristus berdasarkan Injil Lukas. Injil Lukas menampilkan teaching skills Yesus Kristus sebagai The Great Master yang mampu membawa perubahan dalam setiap hidup murid-murid-Nya karena dilakukan dengan pengajaran dan perkataan yang penuh kuasa (Lukas 4:31-32,36), pengajaran yang disampaikan melalui perkataan-Nya mengherankan (Lukas 20:21,26), serta menghadirkan kuasa firman yang mengubahkan hati dan semangat membara yang menyulut kasih dan bakti para murid-Nya (Lukas 24:32).
1. Prinsip yang berhubungan model pembelajaran pemrosesan informasi. Melalui model ini, konsep sebuah entitas dapat dimiliki baik dalam bentuk pengetahuan atau pemahaman setiap pelajar yang dibimbing guru (learning to think by thinking), seperti ekspresi ketakjuban orang banyak yang mendengar pengajaran-Nya dengan perkataan yang penuh kuasa (Lukas 4:32), dan pengajaran-Nya tentang jalan Allah adalah benar dan diajarkan dengan jujur (Lukas 20:21).
2. Prinsip yang berhubungan model interaksi sosial. Peserta didik belajar berkemampuan hidup bermasyarakat, atau dapat dikatakan belajar sebagai to live together. Murid-murid mengikuti Yesus karena Yesus mengasihi mereka. Kitab-kitab Injil menulis: “Ketika Yesus melihat orang banyak itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan.” Pria dan wanita, muda-mudi dan anak-anak, semuanya tertarik pada orang yang mengasihi mereka.”(Hendricks, 2009). Model teaching skills Yesus Kristus dalam metode diskusi kelompok kecil dengan dua murid menuju Emaus merupakan pedagogik yang efektif disertai interaksi edukatif (Lukas 24:19- 32).
3. Prinsip yang berkaitan dengan model pembentukan pribadi. Tuhan Yesus membuat murid-murid-Nya untuk mengalami pembentukan konsep diri atau pribadi yang positif dan benar saat dua murid akhirnya kembali ke Yerusalem (Lukas 24:32-33).
4. Prinsip yang berhubungan dengan model perubahan perilaku. Model pembelajaran ini bagi peserta didik berfokus untuk kemampuan melakukan (teaching to do), bukan hanya mengerti (teaching to know). Pembelajaran yang dilakukan Yesus Kristus membuahkan hasil mengubahkan perilaku dan menggembirakan saat seorang dibebaskan dari roh jahat (Lukas 4:33-37).[22]
KESIMPULAN
Pendidikan Kristen adalah pendidikan yang berpusat pada Allah, dimana Allah berperan untuk membentuk anak-anak yang dikaruniakan Allah kepada keluarga, agar bertumbuh dalam iman dan memiliki nilai-nilai kekristenan dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam Alkitab berdasarkan Injil Lukas, Yesus Kristus mengajar dengan cara model Teaching Skills yang mengindikasikan keterampilan dan kemampuan-Nya yang menakjubkan dalam mengajar hal-hal yang abstrak kepada hal-hal yang konkret sehingga dapat dipahami murid-murid-Nya dengan menggunakan prinsip yang berhubungan dengan model pembelajaran yaitu pemrosesan informasi, interaksi sosial, pembentukan pribadi, dan perubahan prilaku. Oleh sebab itu Yesus dapat dikatakan Guru Agung karena model pembelajarannya tidak hanya sampai membuat murid-murid-Nya bisa secara teori tetapi juga praktek dalam kehidupan sehari-hari.
Suralaga, Fadhilah. (2021). Psikologi Pendidikan Implikasi Dalam Pembelajaran. Depok: PT. Rajawali Grafindo Persada.
Tung, Khoe Yao.(2013). Filsafat Pendidikan Kristen.Yogyakarta: Andi.
Budiyana, Hardi. (2017). Dasar-dasar Pendidikan Agama Kristen. Surakarta: STT Berita Hidup.
Pazmino, Robert W. (2012). Fondational Issues In Christian Education. Jakarta: Sekolah Tinggi Teologi Bandung dan PT BPK Gunung Mulia.
S, Sidjabat B. (2011). Mengajar Secara Profesional. Jakarta: Yayasan Kalam Hidup.
Irwanto, Nur and Yusuf Suryana. (2016). Kompetensi Pedagogik: Untuk Peningkatan Dan Penilaian Kinerja Guru Dalam Rangka Implementasi Nasional. Surabaya: Genta Grup Production.
Paparang, Stanley R. (2014). Kamus Multiterminologi. Tangerang: Delima.
Douglas, J. D. (1997). Ensiklopedia Alkitab Masa Kini. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih.
Purnomo, Halim. (2019). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UYM Press.
Budiyana, Hardi. (2018)“Roh Kudus Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Kristen Mewujudkan Pengajaran Kristen Yang Mengandung Nilai Kekal. Jurnal Teologi Berita Hidup 1, no. 1
Santo, Joseph Christ. (2016). “Konsep Menjadikan Murid Berdasarkan Matius 28:19-20,” Jurnal Teologi El-Shadday 3, no. 2, hal. 7–33
Tim Pengadaan Buku Pelajaran. (1991). Dasar-dasar Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang.
Colson, Howard P dan Raymond M Rigdon. (1969). Understanding Your Church’s Curriculum. Nashville: Broadman Press.
Cranton, Patricia. (2006). Understanding and Promoting Transformative Learning: A Guide for Educators ofAduIts. California: Jossey Bass.
Waterink, Jan. (1954). Basic Concepts in Christian Pedagogy. Michigan: Eerdmans Publishing.
Verbrugge, Verlyn D. éd. (2000). New International Dictionaty of New Testament Theology. Michigan: Zondervan.
[1] Fadhilah Suralaga, Psikologi Pendidikan Implikasi Dalam Pembelajaran, (Depok: PT. Rajawali Grafindo Persada, Depok, 2021), hal. 2.
[2] Khoe Yao Tung, Filsafat Pendidikan Kristen, (Yogyakarta: Andi, 2013), hal. 263.
[3] Hardi Budiyana, Dasar-dasar Pendidikan Agama Kristen, (Surakarta: STT Berita Hidup, 2017), hal. 5.
[4] Robert W. Pazmino, Fondational Issues In Christian Education, 1st ed. (Jakarta: Sekolah Tinggi Teologi Bandung dan PT BPK Gunung Mulia, 2012), hal. 26.
[5] Sidjabat B.S, Mengajar Secara Profesional, (Jakarta: Yayasan Kalam Hidup, 2011), hal. 101.
[6] Nur Irwanto and Yusuf Suryana, Kompetensi Pedagogik: Untuk Peningkatan Dan Penilaian Kinerja Guru Dalam Rangka Implementasi Nasional, (Surabaya: Genta Grup Production, 2016), hal. 3.
[7] Stanley R.Paparang, Kamus Multiterminologi, (Tangerang: Delima, 2014), hal. 27.
[8] J. D. Douglas, Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1997), hal. 593-594.
[9] Halim Purnomo, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: UYM Press, 2019), hal. 175-176
[10] Sidjabat B.S, Mengajar Secara Profesional, hal.101-131
[11] Hardi Budiyana, “Roh Kudus Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Kristen Mewujudkan Pengajaran Kristen Yang Mengandung Nilai Kekal,” Jurnal Teologi Berita Hidup 1, no. 1 (2018).
[12] Joseph Christ Santo, “Konsep Menjadikan Murid Berdasarkan Matius 28:19-20,” Jurnal Teologi El-Shadday 3, no. 2 (2016): hal. 7–33
[13] Tim Pengadaan Buku Pelajaran, Dasar-dasar Pendidikan, (Semarang: IKIP Semarang, 1991), hal. 2.
[14] Robert W. Pazmino, Pondasi Pendidikan Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2018), hal. 22.
[15] Colson dan Rigdon, Understanding Your Church’s Curriculum, (Nashville: Broadman Press, 1969), hal. 21-22.
[16] Jim Wilhoit, Christian Education The Search For Meaning (Michigan: Baker Book House, 2000), 57.
[17] Patricia Cranton, Understanding and Promoting Transformative Learning: A Guide for Educators ofAduIts (California: Jossey Bass, 2006), 23.
[18] . Robert Pazmino, Foundational Issues in Christian Education; An Introduction in Evangelical Perspective (Michigan: Baker Académie, 2008), 78.
[19] Jim Willhoit, Christian Education, hal. 108.
[20] Jan Waterink, Basic Concepts in Christian Pedagogy, (Michigan: Eerdmans Publishing, 1954), hal.23-24.
[21] Verlyn D. Verbrugge, éd., New International Dictionaty of New Testament Theology, (Michigan: Zondervan, 2000), hal. 366.
[22] Institut Injil Indonesia, mashe1611@gmail.com
Belum ada Komentar untuk "MODEL PENDIDIKAN YESUS SEBAGAI GURU AGUNG TENTANG PENDIDIKAN PAK YANG EFEKTIF TRANSFORMATIF"
Posting Komentar