Inti Pengajaran Mempelai Dalam Terang Tabernakel
1. Pengajaran mempelai adalah sebuah studi tentang pernikahan jasmani di dunia antara mempelai laki-laki yaitu suami dan mempelai perempuan yaitu istri, dan dipakai untuk menggambarkan serta menjelaskan pernikahan secara rohani antara Yesus Kristus sebagai mempelai laki-laki dengan gereja-Nya sebagai mempelai perempuan. Jadi pernikahan jasmani di dunia ini menjadi gambaran terhadap pernikahan rohani.
2. Pengajaran mempelai dalam terang tabernakel adalah Firman yang telah menjadi manusia yaitu Yesus Kristus berdiam diantara manusia supaya manusia memiliki relasi dengan Dia. Setiap orang yang percaya kepada-Nya akan dijadikan mempelai perempuan-Nya dan Ia sebagai mempelai laki-laki yang akan dipersiapkan-Nya untuk melangsung pernikah secara rohani di Yerusalem baru.
3. Konsep “Dua menjadi satu” berdasarkan Kej. 1:26-27 adalah
a. Penggambaran tentang kesatuan Allah tritunggal. Kata “Kita” pada nats tersebut menjelaskan bagaimana Allah tritunggal bersama-sama menjadikan manusia yaitu manusia yaitu laki-laki dan perempuan. Jadi penciptaan manusia dan kesatuan manusia dua menjadi satu antara laki-laki dan perempuan sedang menjelaskan bagaimana kesatuan dari Allah tritunggal yaitu Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus. Meskpun dalam nats ini tidak tertulis secara eksplisit namun memiliki makna yang tersirat yaitu menyatakan keberadan dari Allah yang Esa.
b. Konsep “dua menjadi satu” adalah kehendak Allah karena pekerjaan itu dilakukan oleh Allah dan atas kesepakatan dari Allah tritunggal.
c. Konsep “dua menjadi satu” berbicara tentang kasih dan relasi. Bagaimana Alalh yang adalah kasih mewujudkan kasih-Nya melalui penciptaan manusia, dimana manusia sebagai obyek dari kasih. Yang mempersatukan laki-laki dan perempuan adalah relasi yang dilakukan dengan kasih. Jadi kasih menjadikan laki-laki dan perempuan memiliki relasi yang baik, sama seperti Allah tritunggal yang memiliki relasi.
4. Konsep “Dua menjadi satu” berdasarkan Kej. 2.:18-25 yaitu
a. Kebutuhan manusia
· Manusia tidak bisa hidup sendiri dan memerlukan teman yang bisa bersama-sama dengan dia (18)
· Manusia menginginkan seorang penolong yang sepadan (20)
· Tuhan yang menyediakan pasangan atau teman hidup Adam (21)
· Tuhan menyediakan pasangan hidup Adam dari tulang rusuknya (22) artinya Allah menyediakan Hawa yang tidak jauh dari tempat dimana Adam berada.
· Pengkuan terhadap pasangan, sama seperti Adam mengakui Hawa sebagai tulang dari tulangnya dan daging dari dagingnya (23).
Aplikasi: suami membutuhkan istri dan istri membutuhkan suami. Suami istri satu kesatuan dan hanya bisa disatukan didalam Kristus sebab pernikahan adalah rencana Allah. Jika seseorang menikah maka itu adalah rencana Allah didalam hidupnya.
b. Rencana Allah bagi manusia
· Manusia diberi tugas menamai ciptaan lain (19-20)
· Manusia mengusahakan dan merawat ciptaan lain (19-20) atau menjadi kawan partner Allah untuk mengusahakan bumi
· Pernikahan manusia
1. Manusia akan disatukan dalam ikatan pernikahan (23-24)
2. Pernikahan terdiri dari seorang laki-laki dans eorang perempuan (24)
3. Laki-laki dan perempuan yang sudah menikah akan hidup mandiri dan berpisah dengan orang tuanya (24)
4. Pernikahan menjadikan dua orang menjadi satu (24)
5. Laki-laki dan perempuan saling terbuka dalam segala hal tanpa ada sesuatupun yang disembuyikan (25)
6. Mengasihi pasangan sama seperti Allah mengasihi manusia (24-25)
Aplikasi: pernikahan antara seorang laki-laki dan perempuan bukan sama-sama genrenya. Pernikahan bersifat heterogen bukan poligami dan poliandri.
5. Penjelasan Paulus mengenai hubungan Kritus dan Jemaat (Ef. 5:22-33) yaitu Paulus menggunakan analogi tubuh manusia untuk menjelaskan relasi antara Kristus dengan gereja. Yesus sebagai kepala yang mengasihi gereja dan telah menyerahkan diri-Nya bagi gereja supaya tercipta kekudusan dan kesucian tanpa cacat. Yesus memelihara dan menjaga gereja sebagai anggota tubuhnya yang dipimpin dan diarahkan untuk mengenal kehendak Allah. Kristus dan Gereja adalah satu kesatuan sebab Yesus sebagai kepala dan gereja sebagai anggota tubuh, sehingga gereja harus tunduk dan menghormati Yesus sebagai kepala yang memimpin dirinya. Yesus mengasihi gereja sama seperti mengasihi diri-Nya sendiri sebab gereja adalah bagian dari tubuh-Nya. Yesus telah menyelamatkan gereja dari hukuman dosa dengan mati dikayu salib sehingga gereja menjadi milik-Nya dan bagi dari tubuhNya.
Hubungan Kristus dengan jemaat telah dijelaskan oleh Paulus melalui analogi tubuh. Dengan analogi yang sama Paulus juga menjelaskan bagaimana hubungan antara suami dan istri. Suami sebagai kepala harus mengasihi istrinya sama seperti ia mengashihi tubuhnya sendiri dan berkorban untuk istrinya dalam mencukupi segala keperluan sebab Kristus telah berkorban bagi gereja-Nya. Suami harus merawat istri dengan baik, menjaga dan melindungi keluarga sama seperti Kristus telah memelihara gereja. Suami mengasihi istri tanpa syarat dan istri tunduk kepada suami sama seperti gereja tunduk kepada Kristus. Istri sebagai tubuh harus menaati dan menghormati suami sebagai kepala. Istri tunduk kepada suami bukan karena keterpakasaan namun sebuah wujud dari ketaatannya kepada Kristus sebagai kepala gereja. Suami dan istri adalah satu tubuh sama seperti Yesus dan gereja yang dipersatukan dalam kasih dan pengorbanan.
6. Hubungan pengajaran mempelai dalam penyelidikan kisah Abraham, Ishak dan Yakub yaitu
a. Pernikahan hanya bisa diperbaiki oleh Allah
Jika Allah tidak menghentikan Firaun (Kej. 12:17) ketika mengambil Sara sebagai isterinya maka pernikahan Abraham akan hancur.
b. Pernikahan butuh komitmen (Kej. 16:1-3). Sara yang tidak sabar menantikan janji Allah mengambil tindakan yang salah dimana Hagar hambanya diberikan kepada Abraham untuk dijadikan istri supaya bisa memperoleh keturunan. Tindakan Sara telah menghancurkan pernikahan mereka sebab kehadiran Hagar dan anaknya Ismael membawa masalah dan terbukti di Saat Hagar memandang rendah dia. Kesabarana dalam menjalani pernikahan adalah hal yang utama untuk mengetahui rencana Allah.
c. Pernikahan harus berada dalam tujuan Allah (Kej. 12:1-3, 15:1-6, 17:1-8). Abraham yang tidak taat pada perintah Allah dan lebih taat pada perintah istrinya, hampir membuat dia tidak percaya pada janji Allah sehingga dengan mudah memperistri Hagar. Dimana kita tahu pada akhirnya, keturunan Hagar akan bermusuhan dengan keturunan Sara.
d. Pernikahan butuh kejujuran (Kej. 26:7-11). Ishak mengorbankan istrinya Ribka supaya ia jangan terbunuh oleh orang Filistin (asumsi yang berlebihan) sehingga ia mengatakan Ribka sebagai saudaranya. Kebohongan Ishak membuat orang bersalah. Mengakui pasangan dihadapan umum adalah sikap yang tegas untuk menyatakan hubungan sehat dan benar.
e. Tidak pilih kasih dalam keluarga terutama dalam memperlakukan anak-anak. Yakub yang memperlakukan Yusuf secara istimewa menjadikan dia dibenci oleh saudara-saudaranya dan pada akhirnya di jual sebagai budak. Memperlakukan anak dalam kelaurga sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan cara hidup anak sehingga orang tua harus berbuat adil kepada anak-anaknya.
7. Makna “boleh bercerai kecuali karena zinah” dalam Matius 5:32 dan 19:9 yaitu perceraian disini digunakan Yesus hanya bagi mereka yang sedang bertunangan, sama seperti Yusuf yang bertunangan dengan Maria dan hendak secara diam-diam menceraikan dia (Mat. 1:19). Kata bercerai disini tidak sedang menunjuk pada orang yang sudah menikah tetapi pada orang yang bertunangan, sebab budaya yang berlaku pada saat itu di Israel. Dimana orang yang bertunangan sama seperti orang yang sudah menikah hanya saja tidak diperbolehkan untuk berhubungan secara fisik. Menceraiakn seseorang hanya berlaku saat bertunangan bukan sudah mneikah. Jadi kata boleh bercerai karena zinah merupakan kalimat yang kurang tepat untuk konteks ini sebab makna teks ini seakan-akan menunjuk pada orang yang sudah menikah, padahal pada orang yang bertunangan.
Penerjemahan kalimat ini disebakan oleh budaya orang Yahudi yang berbeda dengan orang Indonesia sehingga penafsiran dari ayat ini harus sesuai konteks pada zaman itu. Perceraian tidak diperbolehkan oleh Allah sebab Allah sejak semula menjadikan laki-laki dan perempuan menyatu dalam ikatan pernikahan dan tidak ada yang memisahkan mereka kecuali maut sebab Allah merancang pernikahan sejak awal mula dunia dijadikan (Kej. 1:26-27; 2:24-25). Jadi perceraian tidak boleh sekalipun salah satu dari mereka berjinah karena perceraian tidak dikehendaki Allah. Apabila seseorang berjinah lebih baik dipulihkan dari pada bercerai karena itu hanya menambah masalah dikemudian hari yaitu luka batin dan masalah kepada orang yang akan melakukan pernikaha kembali dengan orang yang berbeda.
Belum ada Komentar untuk "Inti Pengajaran Mempelai Dalam Terang Tabernakel"
Posting Komentar