TRENDING

Bab 22 Perseteruan Yang Tidak Terbendung

Sekembali dari kantor Drivada mengajak Jack anak lelakinya itu untuk berbicara. Sudah bisa ditebak pembicaraan itu tentang kejadian tadi siang.


Drivada: gimana keadaanmu nak?
Jack: sudah membaik Pak
Drivada: syukurlah kalau begitu.
Jack: iya Pa.
Drivada: sebelum kamu berangkat ke Amerika, papa ingin melihat kamu dan putri kehubungan yang lebih serius
Jack: maksud papa kami nikah?
Drivada: bukan. Kalian tunangan aja, soal pernikahan akan dibicarakan setelah kamu selesai kuliah
Jack: pa... Jack mohon dan minta tolong sama papa untuk membatalkan pertunangan ini.
Drivada: kenapa jack? Apa alasannya
Jack: saya tidak mencintai putri
Drivada: apa! Pikirkan keluarga kita! Papa putri sudah banyak membantu papa membangun perusaaan.
Jack: papa kan yang dibantu, bukan aku. (jack gak terima dijodohkan ke putri hanya karena papanya berutang budi)
Drivada: tapi kamu yang akan meneruskan perusahaan keluarga kita (wajah memerah)
Jack: pa, jack berapa kali ngomong sama papa kalau jack gak mau jadi penerus perusahaan.
Drivada: siapa lagi yang meneruskan perusahaan selain kamu
Jack: kak syela
Drivada: kakakmu ikut suaminya
Jack: saya tidak tertarik dunia bisnis Pa
Drivada: makanya belajar dari sekarang
Jack: saya sudah berusaha Pa tapi tetap tidak bisa
Drivada: untu itu kamu dikuliahkan di Amerika
Jack: ... (terdiam dengan wajah lesu)
Drivada: papa hanya ingin mendengar kata "ya" tidak ada yang lain.
Jack: terserah papa aja deh
Drivada beranjak dari kamar anaknya dengan kemarahan menyelimuti hatinya. Sedangkan Jack memikirkan cara menolak pertunangan dengan putri.
Drivada: ma, urus anak mu yang keras kepala itu
Siti: kok marah sih Pa. Di omongin baik-baik dong.
Drivada: anak mu itu tidak menghargai perjuanganku selama ini
Siti: yang sabar pa, namanya juga anak muda butuh waktu untuk ngerti semua. Mereka tidak seperti kita pa, dewasa pemikirannya.
Drivada: anak mu itu sudah berani membantahku dan menolak perjodohan dengan Putri
Siti: bagi mama untuk saat ini biarkan Jack mengambil keputusan bagi dirinya sendiri tapi mama sangat berharap jack jadi pengganti papa kelak memimpin perusahaan dan bisnis keluarga kita.
Drivada: papa sudah pusing mikirin anak itu
Siti: kita tunggu aja
Drivada: papa mau istirahat, capek berdebat dengan anakmu
Siti: iya Pa.
Siti kebingungan dengan cara berpikir anaknya dan suaminya. Ia tahu sifat jack yang kemauannya keras sama seperti papanya. "anak dan bapak sama sama keras kepala".
*dua minggu kemudian
Jack telah sembuh total, saat ini ia sibuk mengurus perkuliahannya di Amerika. Pembicaraan soal pertunagan dengan putri terasa dingin selama satu minggu ini. Jadi Jack menyangka itu sudah tenggelam dan tidak mungkin terampung lagi bersama kesunyian putri.
Hubungan Jack dan Nuri semakin dekat, namun bagi Jack sendiri nuri hanyalah sebatas teman. Berbeda dengan nuri yang menggapan sikap jack sebagai sinyal penerimaan. Sama seperti apa yang dia rasakan, jack merasakannya juga.
Jack mendapat notif di hp nya yang bertuliskan nama nuri sebagai pengirim pesan. Nuri mengajak jack untuk ketemuan di sebuah restoran. Jack mengiyakan ajakan nuri dan menemuinya.
Pertemuan kali ini sangat didambakan oleh nuri karena ia berniat menyatakan cinta terlebih dahulu daripada menunggu lama kata kata cinta itu keluar dari mulut jack. Meski beberapa kali nuri memberi sinyal tapi jack tidak peka akan hal itu. Lebih tepatnya jack mengabaikan sinyal itu ditangkap orang lain.
*bertemu
Nuri akhirnya memiliki kesempatan untuk bertemu dengan jack untuk mengutarakan semua isi hatinya selama ini.
Nuri: kapan berangkat ke amerik?
Jack: minggu depan
Nuri: cepat banget ya, padahal aku pengen jalan jalan sama kamu
Jack: bisa kok, lagian masih beberapa hari lagi
Nuri: ja, boleh aku nanya sesuatu
Jack: bolehlah...
Nuri: kamu punya hubungan apa dengan putri
Jack: gak ada
Nuri: serius?
Jack: iya, serius.
Nuri: aku dengar kamu tunangan sama dia
Jack: itu kesepakatan orang tua kami bukan aku atau pun dia yang menyepakatinya.
Nuri: kamu masih sayang sama putri
Jack: nggak... (terlihat gugup mendengar pertanyaan nuri)
Nuri: apa kamu mencintai cewek lain?
Jack: hmmmmm.... nggak tahu
Nuri: kok gak tau
Jack: yahhh gak tahu
Nuri: aku mencintaimu Jack (sebelum mengatakan hal itu, nuri mengumpulkan keberaniannya, walaupun ia dam jack sudah saling kenal dan sering bertemu tapi ia masih gugup. Apakah kamu mau kita berpacaran?
Jack: maaf nuri, untuk saat ini saya tidak mau jalin hubungan yang serius dengan perempuan.
Nuri: maksudmu tidak tertarik dengan lawan jenis
Jack: sangat tertarik, tapi dilain sisi aku tidak menginginkannya
Nuri: apa kurangnya aku dimata mu? Sehingga kamu gak nerima aku
Jack: kamu baik dan cantik. Hanya saja...
Nuri: alasannya apa?
Jack: hatiku belum siap
Nuri: sampai kapan aku harus menunggu kesiapan hatimu
Jack: nur.. kuharap kamu ngertiin keadaanku
Nuri: sampai kapan haaa..
Jack: belum saat nya
Nuri: tolong kasih tahu aku kapan kamu siap
Jack: gak tahu
Nuri: aku tetap menunggu kamu ja. Hanya kamu seorang saja di hatiku
Jack: jangan habiskan waktu mu menunggu.
Nuri: lalu aku harus ngapain?
Jack: cari laki laki yang mencintaimu dengan setulus hati
Nuri: kamu tahu kalau banyak laki laki di luar sana yang suka dan mengejar ngejarku tapi aku menutup hatiku untukmu
Jack: berhentilah nur. Buka hati mu untuk laki laki lain, aku gak layak menempati hati mu.
Nuri: keputusanku mencintaimu dan akan kubuktikan suatu saat nanti kita akan berpacaran lalu menikah
Jack: anganmu terlalu tinggi, awas jatuh dari ketinggiam.
Nuri: sampai kapanpun aku mencintaimu
Nuri meneteskan air mata melihat jack yang sedang bersebelahan meja dengannya. Ia sontak membuat jack tak berkata kata setelah penolakan itu menjadi tembok penghalan bagi mereka berdua seperti dulu. Nuri tidak bisa menahan lagi sesak, rasa sakit itu menyebar kesekujur tubuhnya. Ia pergi meninggalkan jack tanpa sepatah kata pun.
Jack merasa ada yang salah dengan dirinya. Ia juga tidak tahu cara mengkompromikan perasaan dan tekadnya. Ia cukup tertarik dengan nuri tapi ketika wajah putri membayangi pikirannya ia hanya tertunduk menghempaskan kaki dengan keras. Semua orang yang ada di restoran itu terkejut dan serentak menoleh ke arah jack. 
Jack langsung kaget ketika ia mengangkat kepalanya. Orang orang menertawannya, jack yang terdiam seperti tembok hanya duduk tanpa merespon sepatah kata pun. Suara pelan dengan jari menunjuk kearahnya,  ia tahu bahwa orang orang itu sedang melihatnya bahagia dan sejajtera.
Orang orang disitu berbisik
"jiwa muda susah ditebak"
"anak muda itu lagi marah"
"hari yang dilaluinya cukup rumit"
"mbak aku punya anak seumuran dengan laki laki itu, sifatnya sama suka marah didepan umum.
Cerita cinta bertepuk sebelah tangan mengurai air mata hingga sampai tak tertetes lagi.

Belum ada Komentar untuk "Bab 22 Perseteruan Yang Tidak Terbendung"

Posting Komentar

ARTIKEL YANG SERING DIBACA

ARSIP PUSTAKA

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel